Sabtu, 18 Januari 2014

LAPORAN SKAL JAWA TENGAH SMP




                                         
MOTO



*  Tiada harta yang paling berharga kecuali ilmu.
*  Bukan kekuatan yang menang tetapi kebaikan ilmu tanpa agama laksana Orang buta.
*  Budi pekerti yang baik adalah cermin budaya Indonesia.
*  Ing Ngarsa Sing Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani.


























HALAMAN PENGESAHAN


*  Kepada Ayah Bundaku tercinta yang tulus mengasuh, mendidik dan menyayangi hingga akhir hayatku.
*  Kepada Bapak Ibu Guru yang telah menebarkan ilmu yang bermanfaat.
*  Buat teman-temanku tersayang yang selalu penuh canda dan menebarkan kehangatan.





























KATA PENGANTAR



            Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun laporan ini yang merupakan tugas wajib dari sekolah bagi peserta karya wisata siswa kelas VIII B SMP NEGERI 3 GROGOL di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Atas tersusunnya laporan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak kepala sekolah SMP NEGERI 3 GROGOL.
2.      Bapak dan Ibu Guru Pendamping penyusun laporan ini.
3.      Bapak dan Ibu guru pendamping “SKAL”.
4.      Orang tua wali murid.
5.      Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari, meskipun kami sudah berusaha mengerjakan dengan sebaik-baiknya, laporan ini masih belum sempurna, baik isi maupun susunannya untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan para pembaca .
Akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini, semoga laporan ini dapat berguna bagi kami khususnya dari pembaca pada umumnya.




                                                                                    Grogol, 26 Mei 2011
                                                                                                Penyusun 







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kegiatan studi wisata merupakan salah satu  program kegiatan rutin OSIS  UPTD  SMP  Negeri  2  GrogolKabupaten  Kediri  yang  harus diikuti oleh siswa kelas  VIII. Kegiatan tersebut sudah menjadi kesepakatan antara OSIS,  sekolah,  komite sekolah,  dan  orang  tua / wali siswa kelas  VII. Kegiatan studi wisata merupakan kegiatan rekreasi edukasi,  maksudnya kegiatan ini memberikan  refreshing  kepada siswa  yang  mungkin jenuh mengikuti kegiatan belajar  di kelas.  Selain itu,  kegiatan juga merupakan kegiatan pembelajaran  yang dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung siswa terhadap hasil budaya dan kekayaan alam  yang  dimiliki oleh bangsa  Indonesia.
Untuk tahun pelajaran  2012/2013 ini,  kegiatan studi wisata  OSIS  UPTD  SMP  Negeri  2  Grogol Kabupaten  Kediri  dilaksanakan pada hari sabtu tanggal  09  Maret  2013  dengan tujuan  Yogyakarta  dan Jawa  Tengah.  Objek-objek  yang  dikunjungi adalah  (1)  Candi  Borobudur,  (2)  Keraton Yogyakarta,  (3)  Taman Pintar,  (4)  PantaiParangtritis,  (5)  Malioboro.  
Sebagai kegiatan lanjutan dari studi wisata tersebut,  para siswa peserta peserta studi wisata,  serta kelompok,  diwajibkan membuat laporan tentang salah satu objik  yang  dikunjungi.  Dalampenyusunanlaporan,  parasiswaakandibimbingoleh  guru  Bahasa Indonesia  di  kelasmasing-masing.

B.     TUJUAN
Tujuan penyusun laporan kegiatan studi wisata ini adalah  :
1.      Melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai peserta studi wisata ;
2.      Mempraktikkan kegiatan menyusun laporan  yang  merupakan salah satu kompetensi dasar  yang  harus dimilki siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia ;
3.      Memberikan informasi sederhana tentang objek wisata “Candi Borobudur “



















BAB II
KEBERADAAN  OBJEK  WISATA  CANDI  BOROBUDUR

     Borobudur  berada  di  daerah  yang  dikenal dengan nama Kedu  Selatan. Tepatnya berada di  Kecamatan  Borobudur. Daerah  Tingkat  II Kabupaten Magelang,  95  km  dari ibu kota Jawa Tenggah,  Semarang. Dari  Yogyakarta berjarak  42  km.  Untuk mencapai  Borobudur  telah tersedia angkutan dari kota-kota  di sekeliling seperti Muntilan,  Purworejo,  atau langsung dari Yogyakarta dan Semarang.
Borobudur  dibangun diatas bukit kecil yang diratakan.  Disekeliling bukit dan gunung-gunung besar. Gunung-gunung besar itu adalah  :  Merapi dan Merabu  di  sebelah timur Gunung Sumbing di sebelah barat.  Di  sebelah selatan dibatas Pegunungan Menoreh  yang  membujur dan baratketimur. Di  sebelah utara gunung kecil bernamaTidar.  Agak jauh lagi adalah Gunung Telamaya dan gunung Andong sebagai rangkaian dan merapi dan Merbabu.  Letak  Borobudur  yang  berada  di  tengah-tengah gunung-gunung dan perbukitan besar.  Sangatlah menarik.  Apabila pemandangan dilihat dari puncak  Borobudur,  luar biasa indahnya.  Apalagi pada saat matahari terbit atau terbenam.  Hamparan dataran kedua  yang  subur.  Selalu menghijau sepanjang tahun.
Tak jauh dari  Borobudur  mengalir  Sungai  Progo dan Elo.  Kedua sungai itu bertemu menjadi satu.  Pada pertemuan kedua sungai itu,  tidak seberapa jauh,  berdiri Candi Mendut dan Candi Pawon.  Borobudur  -Mendut – Pawon,  ketiganya merupakan rangkaian  yang  tak terpisahkan.  Ketiganya menjadi kesatuan dalam kepercayaan dan upacara  agama  Budha.  Dahulu,  ketiga candi itu  di hubungkan dengan jalan  yang  di  atur rapi.  Sekarang jalan itu sudah lenyap.  Yang  ada sekarang adalah jalan raya beraspal untuk kendaraan bermotor.
Daerah  sekitar  Borobudur  adalah kampung dan sawah  yang  subur. Penamaan  Borobudur sebagai candi,  sebenarnya tidak tepat.  Kaja candi berasal dari Candika.  Adalah nama  lain  dari Dewi Durga.  Borobudur  adalah bentuk stupa. Stupa adalah bentuk banggunan suci pada  agama  Budha. Sedangkan candi adalah bangunan suci pada  agama  Hindu.  Candi mempunyai ruangan-ruangan  di  dalamnya.  Stupa tidak ada ruangannya.  Pada  Borobudur tidak terdapat sebuah ruangan.  Oleh karena bentuk  Borobudur  yang  bertingkat tingkat,  dapat  pula  disebut sebagai punden berundak.  Punden adalah tempat pemujaan penduduk asli setempat atau  orang  Jawa pada zaman dahulu.  Jadi,  nama  yang  tepat untuk  Borobudur  adalah stupa  di  atas punden berundak.
BANGUNAN CANDI BOROBDUR
1.      Arsitektur Bangunan
Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas ± 7,8 ha pada ketinggian 265.40 m di atas permukaan laut atau berada ± 15 m di atas bukit di sekitarnya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun, bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m – 8,50 m. Bentang (ukuran) candi yang diurug dari dinding terluar adalah 121,70 m x 121,40 m dengan tinggi bangunan yang masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman.
Bangunan Candi Borobudur adalah “Stupa Prasada” suatu bangunan gabungan dari stupa pada bagian atas dan piramida yang mempunyai undag-undag. Dikatakan pula bahwa seluruh stupa prasada dapat dibagi dalam 3 bagian, dimana pembagian ini dapat pula menyatakan perbedaan dari :
1.      Dunia nafsu, hasrat, yang disebut Kamadhatu
2.      Dunia bentuk, wujud, rupa, yang disebut Rupadhatu dan
3.      Dunia tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Dari aspek seni bangunan ada 2 bentuk seni arsitektur yang dipadukan, yaitu :
1)      Hindu Jawa Kuno
Yaitu adanya Punden berundak, relief maupun Budha yang sedang bermeditasi.
2)      India
Yaitu adanya stupa, Budha dan lantai yang bundar.
2.      Susunan Bangunan
Secara keseluruhan bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat.
Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat/ nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat/nafsu. Relief tersebut menggambarkan adegan dari Kita Karmawibangga yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab akibat, serta perbuatan yang baik dan jahat.
Rupadhatu
Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan segala hasrat, nafsu tetapi masih terikat pada nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat 1-5 yang berbentuk bujur sangkar.
Arupadhatu
Pada tingkat ini manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan untuk selama-lamanya segala ikatan kepada dunia fana.
Uraian bangunan secara teknis dapatlah dirinci sebagai berikut :
-          Lebar dasar Candi Borobudur            : 123 m ( lebar=panjang karena bujur sangkar)
-          Tinggi bangunan                     : 35,4 m setelah restorasi 42 m sebelum restorasi
-          Jumlah batu (batu andesit)      : 55.000 m3 (2.000.000 juta blok batu)
-          Jumlah stupa                           : 1 stupa induk
-          Stupa induk bergaris tengah   : 9.9 m
-          Tinggi stupa induk sampai
Bagian bawah                         : 7 m
-          Jumlah bidang relief                : 1.460 bidang (± 2,5-3 km)
-          Jumlah patung Budha             : 504 buah
-          Tinggi patung Budha              : 1,5 m
3.      Patung Budha
Banyak yang tanpa kepala atau tangan (300 buah) dan 43 hilang. Patung Budha di Candi Borobudur berjumlah 504 buah.
Susunan patung selengkapnya adalah :
Langkan I terdapat                 :   104 patung Budha
Langkan II terdapat                :   104 patung Budha
Langkan III terdapat              :     88 patung Budha
Langkan IV terdapat              :    72 patung Budha
Langkan V terdapat                :    64 patung Budha
Teras Bundar I terdapat          :    32 patung Budha
Teras Bundar II terdapat        :    24 patung Budha
Teras Bundar III terdapat       :    16 patung Budha
                        Jumlah             : 504 Patung Budha
Tingkat Arupadhatu :
-          Teras bundar pertama              : 32 Patung Budha
-          Teras bundar kedua                 : 24 Patung Budha
-          Teras bundar ketiga                 : 16 Patung Budha
Jumlah seluruhnya                   : 72 Patung Budha
            Sikap kedia belah tangan Budha atau Mudra dalam bahasa Sansekerta, memiliki arti perlambangan yang khas. Ada 6 jenis yang bermakna sedalam-dalamnya. Jumlah Mudra yang pokok ada 5 (Soekmono, 1981)
Kelima Mudra itu ialah :
1.      Bumisparca – Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menyentuh tanah.
2.      Abhahya – Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan “jangan khawatir”
3.      Dhyani Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap samadi. Kedua tangan diletakkan dipangkuan.
4.      Wara Mudra
Mudra ini melambangkan pemberian awal.
5.      Dharmacakra
Mudra ini melambangkan gerak memutar roda dharma.

4.      Kunto Bimo
Kunto Bimo terletak pada tingkat Arupadhatu lantai pertama sebelah kanan dari tangga pintu timur.  Patung tersebut dapat mengabulkan keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuhnya.
5.      Stupa
Stupa ada 2 macam yaitu : stupa induk dan stupa berlubang.
Stupa induk :
Stupa induk berukuran lebih besar dari stupa-stupa yang lain dan terletak di puncak. Stupa induk ini mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi stupa sampai bagian bawah pinakel 7 m.
5 Posisi Mudra Patung Budha di Candi Borobudur
1.      Bhumisparca
2.      Wara
3.      Dhyani
4.      Abhaya
5.      Dharmacakra 
Stupa Berlubang
Stupa berlubang atau berterawang adalah stupa yang terdapat pada teras bundar I, II, dan III dimana di dalamnya ada 72 buah yang terinci menjadi :
-          Teras bundar pertama terdapat                       : 32  Stupa berlubang
-          Teras bundar kedua terdapat                          : 24  Stupa berlubang
-          Teras bundar ketiga terdapat                          : 16  Stupa berlubang
Jadi jumlahnya                                                : 72  Stupa berlubang
6.      Relief
Relief (pahatan/ukiran) yang sangat menarik. Relief cerita yang dipahat pada candi itu sangat lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain di dunia bahkan di india sekalipun. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu:
-          Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah
-          Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang.
Candi borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu :
1.      Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup.
2.      Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 bagian atas.
3.      Jataka dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada lorong 1 bagian bawah, balustrade lorong 1 atas dan bawah dan balustrade II.
4.      Gandawyuda, terdiri 460 panel, dipahatkan pada dinding lorong II dan III, balustrade III dan IV serta Bhadraceri dinding lorong IV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar