MOTO




HALAMAN PENGESAHAN



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun laporan
ini yang merupakan tugas wajib dari sekolah bagi peserta karya wisata siswa
kelas VIII B SMP NEGERI 3 GROGOL di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Atas tersusunnya
laporan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak kepala sekolah SMP NEGERI 3 GROGOL.
2.
Bapak dan Ibu Guru Pendamping penyusun laporan ini.
3.
Bapak dan Ibu guru pendamping “SKAL”.
4.
Orang tua wali murid.
5.
Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
laporan ini.
Kami menyadari, meskipun kami sudah berusaha mengerjakan dengan
sebaik-baiknya, laporan ini masih belum sempurna, baik isi maupun susunannya
untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan para
pembaca .
Akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini, semoga laporan ini dapat
berguna bagi kami khususnya dari pembaca pada umumnya.
Grogol,
26 Mei 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan studi wisata merupakan salah satu program kegiatan rutin OSIS UPTD
SMP Negeri 2
GrogolKabupaten Kediri yang
harus diikuti oleh siswa kelas
VIII. Kegiatan tersebut sudah menjadi kesepakatan antara OSIS, sekolah,
komite sekolah, dan orang
tua / wali siswa kelas VII.
Kegiatan studi wisata merupakan kegiatan rekreasi edukasi, maksudnya kegiatan ini memberikan refreshing
kepada siswa yang mungkin jenuh mengikuti kegiatan belajar di kelas.
Selain itu, kegiatan juga merupakan
kegiatan pembelajaran yang dapat menambah
wawasan dan pengalaman langsung siswa terhadap hasil budaya dan kekayaan alam yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Untuk tahun pelajaran 2012/2013 ini, kegiatan studi wisata OSIS
UPTD SMP Negeri
2 Grogol Kabupaten Kediri
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal
09 Maret 2013
dengan tujuan Yogyakarta dan Jawa
Tengah. Objek-objek yang
dikunjungi adalah (1) Candi
Borobudur, (2) Keraton Yogyakarta, (3)
Taman Pintar, (4) PantaiParangtritis, (5)
Malioboro.
Sebagai kegiatan lanjutan dari studi wisata
tersebut, para siswa peserta peserta
studi wisata, serta kelompok, diwajibkan membuat laporan tentang salah satu
objik yang dikunjungi.
Dalampenyusunanlaporan,
parasiswaakandibimbingoleh
guru Bahasa Indonesia di
kelasmasing-masing.
B. TUJUAN
Tujuan penyusun laporan kegiatan studi wisata
ini adalah :
1.
Melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai
peserta studi wisata ;
2.
Mempraktikkan kegiatan menyusun laporan yang
merupakan salah satu kompetensi dasar
yang harus dimilki siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia ;
3.
Memberikan informasi sederhana tentang objek
wisata “Candi Borobudur “
BAB
II
KEBERADAAN OBJEK
WISATA CANDI BOROBUDUR
Borobudur berada
di daerah yang
dikenal dengan nama Kedu Selatan.
Tepatnya berada di Kecamatan Borobudur. Daerah Tingkat
II Kabupaten Magelang, 95 km
dari ibu kota Jawa Tenggah,
Semarang. Dari Yogyakarta berjarak 42
km. Untuk mencapai Borobudur
telah tersedia angkutan dari kota-kota
di sekeliling seperti Muntilan,
Purworejo, atau langsung dari
Yogyakarta dan Semarang.
Borobudur dibangun diatas bukit kecil yang diratakan. Disekeliling bukit dan gunung-gunung besar. Gunung-gunung
besar itu adalah : Merapi dan Merabu di
sebelah timur Gunung Sumbing di sebelah barat. Di
sebelah selatan dibatas Pegunungan Menoreh yang
membujur dan baratketimur. Di
sebelah utara gunung kecil bernamaTidar.
Agak jauh lagi adalah Gunung Telamaya dan gunung Andong sebagai rangkaian
dan merapi dan Merbabu. Letak Borobudur
yang berada di
tengah-tengah gunung-gunung dan perbukitan besar. Sangatlah menarik. Apabila pemandangan dilihat dari puncak Borobudur,
luar biasa indahnya. Apalagi pada
saat matahari terbit atau terbenam.
Hamparan dataran kedua yang subur.
Selalu menghijau sepanjang tahun.
Tak jauh dari Borobudur
mengalir Sungai Progo dan Elo. Kedua sungai itu bertemu menjadi satu. Pada pertemuan kedua sungai itu, tidak seberapa jauh, berdiri Candi Mendut dan Candi Pawon. Borobudur
-Mendut – Pawon, ketiganya merupakan
rangkaian yang tak terpisahkan. Ketiganya menjadi kesatuan dalam kepercayaan dan
upacara agama Budha.
Dahulu, ketiga candi itu di hubungkan dengan jalan yang
di atur rapi. Sekarang jalan itu sudah lenyap. Yang
ada sekarang adalah jalan raya beraspal untuk kendaraan bermotor.
Daerah sekitar
Borobudur adalah kampung dan
sawah yang subur. Penamaan Borobudur sebagai candi, sebenarnya tidak tepat. Kaja candi berasal dari Candika. Adalah nama
lain dari Dewi Durga. Borobudur
adalah bentuk stupa. Stupa adalah bentuk banggunan suci pada agama
Budha. Sedangkan candi adalah bangunan suci pada agama
Hindu. Candi mempunyai ruangan-ruangan di
dalamnya. Stupa tidak ada ruangannya. Pada
Borobudur tidak terdapat sebuah ruangan.
Oleh karena bentuk Borobudur yang
bertingkat tingkat, dapat pula
disebut sebagai punden berundak.
Punden adalah tempat pemujaan penduduk asli setempat atau orang
Jawa pada zaman dahulu.
Jadi, nama yang
tepat untuk Borobudur adalah stupa
di atas punden berundak.
BANGUNAN CANDI BOROBDUR
1.
Arsitektur
Bangunan
Candi
Borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas ± 7,8 ha pada ketinggian 265.40 m
di atas permukaan laut atau berada ± 15 m di atas bukit di sekitarnya. Untuk
menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun, bukit diurug dengan
ketebalan bervariasi antara 0,5 m – 8,50 m. Bentang (ukuran) candi yang diurug
dari dinding terluar adalah 121,70 m x 121,40 m dengan tinggi bangunan yang
masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman.
Bangunan
Candi Borobudur adalah “Stupa Prasada” suatu bangunan gabungan dari stupa pada
bagian atas dan piramida yang mempunyai undag-undag. Dikatakan pula bahwa
seluruh stupa prasada dapat dibagi dalam 3 bagian, dimana pembagian ini dapat
pula menyatakan perbedaan dari :
1. Dunia
nafsu, hasrat, yang disebut Kamadhatu
2. Dunia
bentuk, wujud, rupa, yang disebut Rupadhatu dan
3. Dunia
tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Dari
aspek seni bangunan ada 2 bentuk seni arsitektur yang dipadukan, yaitu :
1) Hindu
Jawa Kuno
Yaitu
adanya Punden berundak, relief maupun Budha yang sedang bermeditasi.
2) India
Yaitu
adanya stupa, Budha dan lantai yang bundar.
2.
Susunan
Bangunan
Secara
keseluruhan bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat.
Kamadhatu
Sama
dengan alam bawah atau dunia hasrat/ nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat
pada hasrat/nafsu. Relief tersebut menggambarkan adegan dari Kita Karmawibangga
yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab akibat, serta perbuatan yang baik
dan jahat.
Rupadhatu
Dalam
dunia ini manusia telah meninggalkan segala hasrat, nafsu tetapi masih terikat
pada nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat 1-5 yang
berbentuk bujur sangkar.
Arupadhatu
Pada
tingkat ini manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan untuk
selama-lamanya segala ikatan kepada dunia fana.
Uraian
bangunan secara teknis dapatlah dirinci sebagai berikut :
-
Lebar dasar Candi Borobudur : 123 m ( lebar=panjang karena bujur
sangkar)
-
Tinggi bangunan : 35,4 m setelah restorasi 42 m sebelum
restorasi
-
Jumlah batu (batu andesit) : 55.000 m3 (2.000.000 juta
blok batu)
-
Jumlah stupa : 1
stupa induk
-
Stupa induk bergaris tengah : 9.9 m
-
Tinggi stupa induk sampai
Bagian
bawah : 7 m
-
Jumlah bidang relief : 1.460 bidang (± 2,5-3 km)
-
Jumlah patung Budha : 504 buah
-
Tinggi patung Budha : 1,5 m
3.
Patung
Budha
Banyak
yang tanpa kepala atau tangan (300 buah) dan 43 hilang. Patung Budha di Candi
Borobudur berjumlah 504 buah.
Susunan
patung selengkapnya adalah :
Langkan
I terdapat : 104 patung Budha
Langkan
II terdapat : 104 patung Budha
Langkan
III terdapat : 88 patung Budha
Langkan
IV terdapat : 72 patung Budha
Langkan
V terdapat : 64 patung Budha
Teras
Bundar I terdapat : 32 patung Budha
Teras
Bundar II terdapat : 24 patung Budha
Teras
Bundar III terdapat : 16 patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Tingkat
Arupadhatu :
-
Teras bundar pertama : 32 Patung Budha
-
Teras bundar kedua : 24 Patung Budha
-
Teras bundar ketiga : 16 Patung Budha
Jumlah
seluruhnya : 72 Patung
Budha
Sikap
kedia belah tangan Budha atau Mudra dalam bahasa Sansekerta, memiliki arti
perlambangan yang khas. Ada 6 jenis yang bermakna sedalam-dalamnya. Jumlah
Mudra yang pokok ada 5 (Soekmono, 1981)
Kelima
Mudra itu ialah :
1. Bumisparca
– Mudra
Mudra
ini menggambarkan sikap tangan sedang menyentuh tanah.
2. Abhahya
– Mudra
Mudra
ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan “jangan
khawatir”
3. Dhyani
Mudra
Mudra
ini menggambarkan sikap samadi. Kedua tangan diletakkan dipangkuan.
4. Wara
Mudra
Mudra
ini melambangkan pemberian awal.
5. Dharmacakra
Mudra
ini melambangkan gerak memutar roda dharma.
4.
Kunto
Bimo
Kunto
Bimo terletak pada tingkat Arupadhatu lantai pertama sebelah kanan dari tangga
pintu timur. Patung tersebut dapat
mengabulkan keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuhnya.
5.
Stupa
Stupa
ada 2 macam yaitu : stupa induk dan stupa berlubang.
Stupa
induk :
Stupa
induk berukuran lebih besar dari stupa-stupa yang lain dan terletak di puncak.
Stupa induk ini mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi stupa sampai bagian
bawah pinakel 7 m.
5
Posisi Mudra Patung Budha di Candi Borobudur
1. Bhumisparca
2. Wara
3. Dhyani
4. Abhaya
5. Dharmacakra
Stupa
Berlubang
Stupa
berlubang atau berterawang adalah stupa yang terdapat pada teras bundar I, II,
dan III dimana di dalamnya ada 72 buah yang terinci menjadi :
-
Teras bundar pertama terdapat : 32 Stupa berlubang
-
Teras bundar kedua terdapat : 24 Stupa berlubang
-
Teras bundar ketiga terdapat : 16 Stupa berlubang
Jadi
jumlahnya :
72 Stupa berlubang
6.
Relief
Relief
(pahatan/ukiran) yang sangat menarik. Relief cerita yang dipahat pada candi itu
sangat lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain di dunia
bahkan di india sekalipun. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu:
-
Relief cerita, yang menggambarkan cerita
dari suatu teks dan naskah
-
Relief hiasan, yang hanya merupakan
hiasan pengisi bidang.
Candi
borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu :
1. Karma
Wibangga, terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup.
2. Lalita
Wistara, terdiri dari 120 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 bagian atas.
3. Jataka
dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada lorong 1 bagian bawah,
balustrade lorong 1 atas dan bawah dan balustrade II.
4. Gandawyuda,
terdiri 460 panel, dipahatkan pada dinding lorong II dan III, balustrade III
dan IV serta Bhadraceri dinding lorong IV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar